Dalam gejolak pasar keuangan, ada satu masalah inti yang disebut "dosa asal" yang selalu mengganggu para trader, yaitu sifat manusia yang melekat, yaitu keserakahan. Sebagian besar pemula yang memasuki dunia trading telah menerima pelatihan dalam analisis teknis dan wawasan pasar, tetapi jarang ada yang benar-benar belajar bagaimana menghadapi hasrat keserakahan di dalam diri mereka. Kekurangan pendidikan ini sering kali menyebabkan trader terus-menerus menghadapi risiko yang dipicu oleh keserakahan sepanjang karier mereka, dan mereka hanya bisa secara bertahap menguasai kebijaksanaan untuk hidup berdampingan dengan itu melalui praktik dan refleksi yang panjang.
Kecenderungan untuk serakah dalam perdagangan menjadi ancaman nyata terutama karena cara untuk memenuhi keinginan sering kali tidak tepat. Ketidakcocokan ini berasal dari ketidakseimbangan yang parah antara keinginan individu dan kemampuan nyata. Sebagai contoh, ketika trader berharap untuk mendapatkan keuntungan melalui strategi perdagangan tertentu, tetapi umpan balik pasar sangat berbeda dari yang diharapkan, ketidakcocokan ini dapat memicu psikologi serakah dan kemudian memicu risiko besar.
Salah satu kasus yang sangat representatif adalah seorang trader di sebuah perusahaan perdagangan yang beroperasi di bawah bimbingan atasan. Atasan tersebut menggunakan penilaian subyektif yang dikombinasikan dengan strategi perdagangan grid, metode ini mungkin efektif di pasar yang sideways, tetapi bisa mengalami kerugian besar di lingkungan pasar yang mengalami penurunan satu arah. Dalam suatu penurunan pasar yang tajam, atasan ini tidak hanya menggunakan akun pribadi, bahkan mengerahkan seluruh margin perusahaan untuk melakukan averaging down, yang akhirnya menyebabkan semua akun perusahaan mengalami likuidasi total, perusahaan terpaksa dibubarkan, dan atasan tersebut juga menghadapi keterpurukan kebangkrutan. Kasus ini dengan jelas menunjukkan konsekuensi serius dari keserakahan: ketika harapan pribadi (mendapatkan keuntungan melalui perdagangan grid) sangat tidak selaras dengan realitas pasar (tren penurunan yang berkelanjutan), keserakahan dapat memicu hasil yang bencana.
Psikologi serakah ini juga tercermin dalam kesalahpahaman trader terhadap metode trading. Misalnya, kelemahan inheren dari strategi trading grid adalah kesulitan dalam menghadapi tren pasar yang kuat. Dalam situasi ini, jika trader tidak dapat dengan benar memahami keterbatasan strategi, dan secara buta mengejar profit, kemungkinan besar mereka akan mengalami kerugian yang signifikan.
Untuk mengelola risiko dalam perdagangan secara efektif, trader perlu mengembangkan beberapa kemampuan kunci berikut: pertama, memahami secara mendalam strategi perdagangan mereka sendiri, termasuk kelebihan dan keterbatasannya; kedua, menganalisis lingkungan pasar secara objektif dan menyesuaikan metode perdagangan dengan tepat waktu; terakhir, dan yang paling penting, belajar mengendalikan rasa tamak dalam diri, menjaga rasionalitas dan disiplin. Hanya dengan cara ini, trader dapat bergerak maju dengan stabil di pasar keuangan yang berubah-ubah, mencapai keberhasilan jangka panjang.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
4
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
ChainWatcher
· 2jam yang lalu
Sudah merugi dan takut, belajar mengendalikan emosi sebelum kembali.
Lihat AsliBalas0
SellLowExpert
· 9jam yang lalu
Saya sudah rugi cukup untuk membeli jebakan rumah. Keserakahan memang mematikan.
Lihat AsliBalas0
TrustMeBro
· 9jam yang lalu
Rugi parah, lagi satu kisah duka dari para suckers.
Dalam gejolak pasar keuangan, ada satu masalah inti yang disebut "dosa asal" yang selalu mengganggu para trader, yaitu sifat manusia yang melekat, yaitu keserakahan. Sebagian besar pemula yang memasuki dunia trading telah menerima pelatihan dalam analisis teknis dan wawasan pasar, tetapi jarang ada yang benar-benar belajar bagaimana menghadapi hasrat keserakahan di dalam diri mereka. Kekurangan pendidikan ini sering kali menyebabkan trader terus-menerus menghadapi risiko yang dipicu oleh keserakahan sepanjang karier mereka, dan mereka hanya bisa secara bertahap menguasai kebijaksanaan untuk hidup berdampingan dengan itu melalui praktik dan refleksi yang panjang.
Kecenderungan untuk serakah dalam perdagangan menjadi ancaman nyata terutama karena cara untuk memenuhi keinginan sering kali tidak tepat. Ketidakcocokan ini berasal dari ketidakseimbangan yang parah antara keinginan individu dan kemampuan nyata. Sebagai contoh, ketika trader berharap untuk mendapatkan keuntungan melalui strategi perdagangan tertentu, tetapi umpan balik pasar sangat berbeda dari yang diharapkan, ketidakcocokan ini dapat memicu psikologi serakah dan kemudian memicu risiko besar.
Salah satu kasus yang sangat representatif adalah seorang trader di sebuah perusahaan perdagangan yang beroperasi di bawah bimbingan atasan. Atasan tersebut menggunakan penilaian subyektif yang dikombinasikan dengan strategi perdagangan grid, metode ini mungkin efektif di pasar yang sideways, tetapi bisa mengalami kerugian besar di lingkungan pasar yang mengalami penurunan satu arah. Dalam suatu penurunan pasar yang tajam, atasan ini tidak hanya menggunakan akun pribadi, bahkan mengerahkan seluruh margin perusahaan untuk melakukan averaging down, yang akhirnya menyebabkan semua akun perusahaan mengalami likuidasi total, perusahaan terpaksa dibubarkan, dan atasan tersebut juga menghadapi keterpurukan kebangkrutan. Kasus ini dengan jelas menunjukkan konsekuensi serius dari keserakahan: ketika harapan pribadi (mendapatkan keuntungan melalui perdagangan grid) sangat tidak selaras dengan realitas pasar (tren penurunan yang berkelanjutan), keserakahan dapat memicu hasil yang bencana.
Psikologi serakah ini juga tercermin dalam kesalahpahaman trader terhadap metode trading. Misalnya, kelemahan inheren dari strategi trading grid adalah kesulitan dalam menghadapi tren pasar yang kuat. Dalam situasi ini, jika trader tidak dapat dengan benar memahami keterbatasan strategi, dan secara buta mengejar profit, kemungkinan besar mereka akan mengalami kerugian yang signifikan.
Untuk mengelola risiko dalam perdagangan secara efektif, trader perlu mengembangkan beberapa kemampuan kunci berikut: pertama, memahami secara mendalam strategi perdagangan mereka sendiri, termasuk kelebihan dan keterbatasannya; kedua, menganalisis lingkungan pasar secara objektif dan menyesuaikan metode perdagangan dengan tepat waktu; terakhir, dan yang paling penting, belajar mengendalikan rasa tamak dalam diri, menjaga rasionalitas dan disiplin. Hanya dengan cara ini, trader dapat bergerak maju dengan stabil di pasar keuangan yang berubah-ubah, mencapai keberhasilan jangka panjang.