Pasar aset kripto tahun 2024 mengalami banyak fluktuasi, dengan nilai total posisi lock-up banyak proyek (TVL) mengalami penurunan drastis. Namun, Solayer mampu mempertahankan lebih dari 300 juta dolar TVL dalam lingkungan ini, yang sebagian besar berkat desain dasar anti-siklus yang unik.

Struktur aset Solayer memiliki ketahanan alami terhadap penurunan: 60% dari TVL-nya adalah staking SOL, dan 40% adalah stablecoin seperti USDC. Ketika harga SOL berfluktuasi, bagian stablecoin sering kali meningkat karena pengguna mencari perlindungan, sehingga mengimbangi tekanan penyusutan aset. Misalnya, pada awal November ketika SOL turun 15% dalam satu hari, jumlah simpanan stablecoin di Solayer justru meningkat 12%.

Sifat non-spekulatif dari keuntungan Solayer juga merupakan faktor kunci dari stabilitasnya. Keuntungan sUSD terutama berasal dari obligasi pemerintah, dengan keterkaitan yang rendah terhadap fluktuasi pasar kripto. Selain itu, dalam hadiah staking, 70% berasal dari biaya layanan dasar proyek, dan bukan bergantung pada kenaikan harga koin. Ini berarti bahkan di masa-masa pasar yang lesu, selama aplikasi terdesentralisasi (dApp) yang terhubung masih beroperasi, pengguna dapat memperoleh keuntungan yang stabil, sehingga mengurangi penarikan panik.

Strategi yang fokus pada memenuhi kebutuhan yang kaku dan bukan spekulatif ini, membuat Solayer menjadi 'pulau aman' di tengah pasar bearish. Memiliki 'stabilizer' seperti ini sangat penting bagi ekosistem Solana. Bahkan di saat pasar bergejolak, ia dapat membantu mempertahankan pengguna inti dan dana, yang merupakan kunci bagi ekosistem untuk melewati siklus pasar.

Kasus sukses Solayer memberikan wawasan penting bagi proyek enkripsi: mengintegrasikan elemen anti-siklus dalam desain tidak hanya dapat menjaga stabilitas di tengah fluktuasi pasar, tetapi juga mendukung seluruh ekosistem. Metode ini dapat menjadi strategi penting bagi proyek enkripsi di masa depan dalam mengejar pengembangan berkelanjutan jangka panjang.